TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini beredar pesan di berbagai grup WhatsApp tentang mi instan yang mengandung zat penyebab kanker. Pesan tersebut mengutip riset Korea Food and Administration, yang menyebut menemukan zat penyebab kanker, benzopirene, dalam mi instan produksi Korea.
Pelaksana tugas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Tetty H. Sihombing, menanggapi pesan viral yang beredar melalui media sosial tentang mi instan di Indonesia mengandung zat penyebab kanker, benzopirene, tersebut.
Artikel lain:
Tak Selamanya MSG Buruk buat Kesehatan
Plus Minus MSG Menurut Ahli dari IPB
Tak Selamanya MSG Buruk buat Bumbu Makanan, Lansia Membutuhkannya
Bahaya MSG bagi Ibu Hamil dan Janin
"Kami tidak menemukan data bahwa kandungan zat dalam mi instan tersebut dapat dikaitkan langsung dengan penyebab kanker," ujarnya.
"Yang diisukan berbahaya juga ada monosodium glutamat (MSG), methyl p-hydroxbenzoate, dan asam benzoat."
Baca Juga:
MSG merupakan penguat rasa yang memiliki acceptable daily intake. Artinya, bila dikonsumsi setiap hari dalam jumlah wajar tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Sedangkan methyl p-hydroxbenzoate atau metil paraben merupakan pengawet yang diizinkan dalam produk pangan dengan jumlah tertentu.
"Namun ada beberapa data yang menunjukkan bahwa beberapa orang tertentu sensitif terhadap MSG. Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang sahih bahwa MSG dan metil paraben dapat merusak usus, liver, atau sakit maag," ucap Tetty.
Metil paraben, kata dia, juga digunakan untuk mengawetkan kecap, yang merupakan bumbu pelengkap mi instan varian tertentu. Ada beberapa negara lain yang menggunakan metil paraben, seperti Taiwan, yang tidak mengatur penggunaannya pada mi instan.
"Terkait pesan tersebut, diharapkan masyarakat tidak resah dan meragukan keamanan mi instan yang beredar di Indonesia dan konsumsilah dengan bijak," tutur Tetty.